Minggu, 29 Agustus 2010

Jatuh dan Bangun

Bangun...
itulah awal kehidupan kita. Saat daging dan darah kita keluar dari rahim ibu, kita menangis. Pada saat itu kita terbangun, walau mata kita masih susah melihat cahaya. Kita dalam keadaan bangun, karena kita mendengar dan kita bersuara.
Hidup tak selalu mulus jalannya. Perlu ada suatu cara, supaya manusia bertambah ilmunya dalam melalui jalan tersebut, supaya manusia sukses dalam memilih jalur yang tepat dan tidak sesat.Lalu bagaimana caranya? agama, akal, ilmu, dan hati, cukuplah 4 hal itu menjadi peta dalam mengarungi kehidupan atau bahkan itulah peta yang paling lengkap, dengan legenda-legenda dan simbol-simbol peta yang rumit tapi jelas menerangkan lokasi serta jalan.
Kadang, yang mencegah kita untuk menelusuri jalan yang tepat, bukan hanya liku, belokan, atau tanda yang menyesatkan.Lubang dan kerikil sering membuat kita jatuh. Awalnya mungkin hanya lubang seloncat, dengan kedalaman 6 sentimeter. Dan kerikilnya mungkin hanya kerikil sisa aspal jalan yang tidak rata. Kedua hal kecil itu membuat kita jatuh. Rasanya kok tidak keren sekali, jatuh gara-gara lubang dan kerikil yang bisa diabaikan. Namun, Tuhan mengetahui apa yang terbaik untuk umatnya.

"Kita jatuh, supaya kita tahu cara untuk bangkit. Jatuh karena rintangan kecil, supaya kita tahu cara bangkit dari jatuh akibat rintangan besar."

Lebih susah memang, tapi tujuan Allah men"jatuh"kan kita adalah melatih jiwa kita. Siapa tahu?

Saya yakin tulisan ini kurang bermakna bagi Anda yang tidak pernah jatuh. Yah, sekedar menjadi pengingat saja, bagi orang-orang yang jatuhnya lebih keras akibat halangan yang luar biasa. Jalan untuk mencapai Tujuan Besar, tidaklah mudah. Tidak seperti dari kamar ke kamar mandi.Semakin agung tujuannya, semakin susahlah jalur menujunya dan semakin tertempalah orang yang melaluinya.

Semoga kita, yang diberi cobaan yang luar biasa pernah merasa jatuh, sehingga kita tahu cara untuk bangkit, dan meneruskan perjalanan dengan peta terlengkap dalam genggaman.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar