29 Desember 2010
Pekan Ujian Akhir Semester mata pelajaran ilmu sosial dimulai.Ujian ini harusnya bukan momen yang menjadi penting untuk kami anak-anak SMA Negeri Sragen Bilingual Boarding School. Bukannya tidak penting, hanya saja biasanya suasana ujian tidak begitu terlihat di sekolah kami.Namun, ujian semester kali ini menjadi berbeda. Pasalnya, pada pagi hari kami masih melaksanakan kegiatan belajar mengajar,sedang ujian akan dilaksanakan sore hari. Reaksi umum dari kami "jyahh, wagu tenan." tapi ada juga yang bereaksi "okelah, aneh-aneh ngene malah asik." Semuanya memikirkan strategi untuk menghadapi ujian ini. Bukan belajar yang dimaksud, melainkan bagaimana mereka bisa mendapat waktu untuk istirahat, karena biasanya sore harilah yang mereka gunakan.
Kekonyolan juga bakal terjadi pada UAS kali ini.Status sekolah kami yang adalah sekolah hasil kerjasama antara PASIAD dengan pemerintah Kabupaten Sragen memberi kami sebuah rejeki nomplok yang merepotkan. Kami, para siswa SBBS (maksudnya cuma saya sendiri) menyebutnya "DOUBLE CATASTROPHE EXAM" (unsur-unsur ke-lebay-an sangat diunggulkan) atau dalam Bahasa Indonesia disebut Ujian Bencana Ganda. Pada minggu ke-2 dari rentetan ujian akhir semester kami, biasanya kami hanya mendapatkan soal dari pasiad pusat untuk dikerjakan sebagai ujian akhir. Soal-soal dari pasiad bisa kami kerjakan dan pahami karena materi dan kurikulum pendidikan yang sama. Namun, pada UAS kali ini, Dinas Pendidikan Kabupaten Sragen dengan berbaik hati memberi kami kesempatan untuk mengerjakan soal-soal ujian dari dinas. Alasan yang diberikan sungguh membebani. Dinas ingin menguji kualitas sekolah kami yang saat ini menjadi unggulan dari kabupaten, karena catatan prestasi kami yang cukup banyak, biarpun sekolah kami masih berumur balita. Dinas ingin mengetahui, apakah seluruh siswa SMAN SBBS memang berkualitas, atau hanya beberapa muridnya?
Mengapa ini menjadi bencana bagi kami? Alasannya sederhana, materi dan kurikulum pendidikan dari dinas, berbeda dengan materi dan kurikulum dari pasiad. Banyak materi dari dinas yang belum kami pelajari, walaupun ada juga materi dinas yang belum diajarkan namun kami sudah mempelajarinya. Perbedaan materi ini menuntut kami belajar materi lebih banyak dan lebih cepat, karena kami harus menghadapi dua jenis ujian. Kegiatan belajar mengajar menjadi ekspres. Para guru memberi kami pr lebih banyak. Kami menjadi lebih serius belajar saat jam belajar mandiri kami. Kami ingin membuktikan kualitas kami (walaupun susahhh sekali).
Berdoa saja, supaya kami dapat mengalahkan mereka yang ingin menjatuhkan kami. Semoga kami bisa melaksanakan ujian ini dengan baik.
Satu lagi, biarpun ujian ini bakal berat, tetap saja suasana ujian tidak begitu terasa. Payah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar