Rabu, 15 Februari 2012

Tomorrow never die?

Sebuah judul film dari seri film James Bond, tapi tanpa tanda tanya. Dalam Bahasa Indonesia, artinya secara terjemahan kasar mungkin Esok Tak Pernah Mati. Nah, bagi kita penganut agama yang mengajarkan tentang kiamat tentu tidak setuju dengan judul film tersebut, karena suatu hari pasti esok akan mati. Ketika kiamat datang, dunia jungkir balik diacak-acak, dan pada akhirnya makhluk tuhan yang bernama waktu mungkin akan mati. Yang kuyakini sekarang, adalah besoknya milik hari ini (28 Januari 2012) masih hidup, karena aku sebagai penganut agama islam tahu, kalau kiamat akan dating pada hari Jumat, dan itu artinya sekurang-kurangnya kiamat akan datang minggu depan. Dan karena kita berhasil melalui Jumat minggu ini tanpa adanya kiamat, aku ingin menulis apa yang kulalui seminggu ini.
Sedikit intermezzo sebelum masuk kisah yang ingin kuceritakan. Kubilang kisah, walaupun memang kurang menarik aku yakin. Tentang perjalanan keduaku di Turki, perjalanan kedua ke luar kota.
Seminggu sebelumnya, tanggal 21 Januari 2012 (21-01-2012, nomor cantikkah?) Aku pertama kali bangun dari tempat tidur di sebuah asrama di kota Kayseri, sebuah kota terletak di lingkungan pegunungan Erciyes (baca: erjiyes). Kubilang di lingkungan pegunungan Erciyes, karena aku tidak yakin apakah Kayseri terletak di kaki gunung atau di lembahnya atau di lereng gunungnya. Hari sebelumnya, aku dibawa dengan setengah paksa oleh teman serumah untuk mengikuti program reading camp. Program reading camp seperti namanya adalah sebuah program camping, tapi tanpa tenda, api unggun, hutan atau semacamnya, dan isi kegiatannya adalah membaca buku pada pokoknya. Berangkat dari kota Gaziantep pukul 6 sore, aku dan rombongan sampai di kayseri tepatnya pukul 01.28 . Salju yang menumpuk menyambut hangat kami dengan hawa dingin yang menusuk. Setelah melaksanakan kewajiban ibadah, langsung aku menyambut kasur dan selimutnya dalam pelukan.
Pengalaman reading camp semasa SMA membuatku paham bahwa reading camp adalah sebuah program yang mempunyai level kebosanan yang luar biasa, tapi masih dalam taraf batas yang bisa diterima, minimal olehku. Namun ternyata, reading camp kali ini, jauh, jauh, lebih membosankan. Sewaktu SMA minimal kami (aku dan siswa lain) diperbolehkan memiliki hiburan, contohnya menonton film atau olahraga tersendiri. Namun, kegiatan di malam hari pada camp kali ini adalah mendengarkan ceramah dari salah satu ulama panutan orang turki, Fethullah Gülen. Sebenarnya oke-oke saja kalau aku disuruh ikut mendengarkan, tapi yang membuatku heran adalah aku tetap dipaksa ikut mendengarkan walaupun sudah jelas dengan kemampuan bahasa turkiku, aku tidak akan paham apa yang beliau bicarakan. Dan alhasil, aku melewati sesi itu dengan kebosanan yang luar biasa.
Solusi yang kuambil adalah, Kabur. Cukup itu saja. Kabur dari ruangan itu, dan sembunyi di kamar. Setelah video ceramah dimulai, tidak ada seorang pun yang akan keluar sampai video tersebut selesai (tentu saja pengecualian untuk yang berkebutuhan ke toilet). Aku tahu sikapku terlihat payah sekali, trik pengecut boleh dibilang, tapi biarlah, daripada bosan diam di ruangan tanpa melakukan apa-apa. Dan satu hal, aku memang seorang pengecut.
Program camp berjalan sama setiap hari, isinya, baca buku, bersalawat, menghapal surat-surat pendek dan mendengarkan (atau menonton?) ceramah, sampai hari rabu ketika program berakhir. Hari kamisnya, aku dan teman-temanku diajak untuk berski. Aku (tidak) semangat, kenapa? Karena aku tidak bisa ber-ski. Alternatifnya adalah bermain salju, tapi aku juga tidak tertarik. Dan Alhamdulillah, tubuhku mendukung. Secara tiba-tiba setelah sarapan, perutku sakit luar biasa. Dengan alas an itu aku menghindari ajakan teman untuk berangkat ke area ski. Keras kepalanya mereka, mereka tetap memaksaku ikut. Kubilang perutku sakit, mereka bilang ya udah nanti tunggu saja di bus. Kutanya balik, dengan nada yang agak keras, “Ne yapacağım otobüste?” yang berarti, Aku mau ngapain di bus? Efektif sepertinya, karena mereka segera berhenti mengajakku. Hari itu kuhabiskan untuk tidur atau nonton film sambil tiduran, kehidupan seorang pemalas.
Cukup itulah yang ingin kuceritakan tentang sepekan ini. Sebenarnya masih berlanjut, namun kuyakin bakal membosankan. Au Revoir!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar